(Kajian Perspektif psikologi dilihat dari kajian perspektif filsafat)
Mengulang pekerjaan memang memiliki
dampak psikologis yang berbeda-beda. Mengulang suatu pekerjaan artinya kita
sudah pernah melakukan pekerjaan itu, akan tetapi kita melakukan kembali
pekerjaan tersebut dari awal lagi hingga selesai. Ada beberapa kondisi dalam
kita mengulang suatu pekerjaan antara lain pekerjaan yang menjadi rutinitas,
mengulang pekerjaan karena menemukan kesenangan dalam pekerjaan tersebut dan
ingin melakukannya kembali, lalu ada pula mengulang pekerjaan karena sebelumnya
telah gagal dalam pekerjaan tersebut dan ingin melakukannya kembali demi
memperbaiki kegagalannya.
Jika
suatu pekerjaan dilakukan sudah menjadi rutinitas, maka kita cenderung tidak
merasakan adanya efek samping dari melakukan kegiatan berulang tersebut seperti
lelah atau kejenuhan. Apalagi jika rutinitas tersebut berkaitan dengan
kebutuhan hidup sehari-hari. Misalnya saja, makan adalah sebuah kegiatan
rutinitas yang dilakukan tiga kali sehari, kecuali saat menjalankan puasa.
Meskipun pekerjaan itu diulang, tetapi karena menyangkut kebutuhan tubuh kita,
maka kita tidak akan merasa jenuh maupun lelah.
Ada
pula mengulang suatu pekerjaan karena keinginan kita sendiri. Ketika seseorang
melakukan suatu kegiatan dan menemukan kegiatan tersebut menyenangkan, maka
orang cenderung ingin melakukan kegiatan itu lagi dan lagi. Tetapi jika kegiatan
tersebut terus dilakukan secara berulang-ulang maka akan mencapai suatu titik
di mana seseorang akan merasa jenuh. Kita bisa meninggalkan kegiatan tersebut
jika tidak bermanfaat untuk kita. Tetapi bagaimana jika kegiatan itu berkaitan
dengan pekerjaan atau karier kita?
Kejenuhan
biasanya disebabkan karena kita melakukan kegiatan yang monoton serta
berulang-ulang. Pekerjaan yang monoton tanpa adanya dinamika jika dilakukan
berkali-kali lama-lama tidak menarik lagi. Belum lagi jika pekerjaan yang
menguras fisik, lama kelamaan tubuh manusia tidak bisa menahan kelelahan.
Pekerjaan tidak lagi bisa dilakukan dengan menikmatinya sehingga timbul
kepenatan.
Untuk
mengatasi kejenuhan semacam ini yang pertama kita harus mencari tahu apakah
penyebab kebosanan tersebut. Mengatasi kemonotonan dalam pekerjaan bisa dengan
cara mencari kegiatan baru yang tidak mengganggu pekerjaan taman atau bisa
dengan menciptakan cara-cara baru dalam menjalankan pekerjaan. Sedangkan jika
kita mengalami kelelahan fisik sebaiknya dengan beristirahat dari pekerjaan
tersebut. Pada dasarnya
Lain
halnya jika sebuah pekerjaan tidak berjalan dengan baik dan berakhir dengan
buruk. Entah karena kesalahan eksternal maupun internal. Lalu kita diharuskan
untuk mengulang kembali pekerjaan tersebut dari awal demi memperoleh hasil yang
diharapkan. Seperti diibaratkan kita sedang menggambar sketsa di atas sebuah
kertas dengan detail dan ukuran yang sudah dianggap pas. Tetapi saat hampir
jadi, kertas tersebut rusak. Sudah pasti kita akan mengulang menggambar lagi
dari awal kertas yang rusak tadi tidak mungkin kembali seperti semula.
Kondisi
psikologis negatif muncul sebagai akibat dari kegagalan menyelesaikan suatu
pekerjaan pertama tersebut. Seperti kekecewaan, stres, atau rasa marah terhadap
sesuatu yang tidak jelas. Dalam keadaan ini untuk mengulang pekerjaan lagi dari
awal menjadi tidak efektif. Jika kita tetap
memaksakan diri untuk mengulang pekerjaan itu besar kemungkinan kita akan
merasakan kejenuhan.
Untuk
memulai suatu pekerjaan hal yang dibutuhkan adalah niat serta pikiran yang
jernih. Oleh karena itu, jika kita sudah terjebak dalam mengulang kembali
pekerjaan yang sebelumnya mengalami kegagalan, kita perlu menjernihkan kembali
pikiran yang sudah terpenuhi energi negatif. Baru setelah itu, kita dapat
kembali melanjutkan pekerjaan kita.
Ada
banyak cara untuk menjernihkan pikiran sebelum kembali mengulang suatu
pekerjaan. Salah satunya dengan mengistirahatkan tubuh yang pastinya diikuti
dengan mengistirahatkan pikiran. Tidur merupakan pilihan yang tepat, tentunya
jika pekerjaan yang dilakukan tidak pada saat jam kerja. Setelah tidur yang
cukup, badan dan pikiran akan terasa segar sehingga kita siap untuk menjalankan
aktivitas lagi, meskipun hal itu mengulang sebuah pekerjaan.
Adapun
cara lain untuk menyegarkan pikiran yaitu dengan mengerjakan aktivitas yang
lain. Sebagai contoh berjalan-jalan untuk mencari udara segar, atau mengganti
kegiatan dengan kegiatan lain yang menyenangkan. Bisa juga kita mengganti
kegiatan dengan aktivitas spiritual seperti beribadah dan berdoa. Selain
mengistirahatkan pikiran dari urusan duniawi, dengan beribadah kita dapat
menetralisasi energi negatif karena kegagalan tadi.
Dengan
melakukan kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan kondisi pikiran kita siap untuk
melakukan pekerjaan yang baru. Karena pikiran kita yang bersih dan refresh,
maka untuk mengulang suatu pekerjaan yang sudah pernah kita lakukan sebelumnya
tidak akan terasa jenuh. Justru sebaliknya, mungkin saja kita melakukan
pekerjaan mengulang tersebut jauh lebih baik dari pada sebelumnya.
0 komentar:
Posting Komentar